Wasekjen PDI-Perjuangan (Pdip), Hasto Kristiyanto, baru-baru ini mengungkapkan adanya usulan untuk menduetkan Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam Pilpres 2014. Usulan tersebut menarik perhatian publik karena kedua nama tersebut memang memiliki hubungan yang erat, terutama setelah Ahok menjadi wakil gubernur di bawah kepemimpinan Jokowi sebagai gubernur DKI Jakarta.
Kisah Keduanya Sebelumnya
Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama dikenal sebagai dua sosok yang bekerja sama dengan sangat baik saat memimpin DKI Jakarta. Jokowi yang saat itu menjabat Gubernur DKI Jakarta berhasil memenangkan hati masyarakat melalui program-programnya yang pro-rakyat, sementara Ahok sebagai wakil gubernur berhasil membantu mengimplementasikan berbagai kebijakan yang telah dirancang oleh Jokowi.
Dalam kepemimpinan mereka di Jakarta, beberapa program sukses diluncurkan seperti Kartu Jakarta Pintar, Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa), serta pembangunan infrastruktur publik seperti MRT dan jalan tol.
Duet Ke Pilpres 2014
Pada tahun 2014, ketika Jokowi maju sebagai calon presiden dari partai PDI-Perjuangan, banyak pihak mengusulkan agar Ahok menjadi calon wakil presidennya. Usulan ini saling mendapatkan respons positif dari pendukung keduanya, terutama karena mereka telah membuktikan kemampuan kepemimpinan mereka di Jakarta.
Beberapa faktor yang mempengaruhi usulan duet Jokowi-Ahok ini adalah:
1. Keberhasilan Kepemimpinan di DKI Jakarta
Prestasi yang telah diraih oleh Jokowi dan Ahok selama memimpin DKI Jakarta menjadi alasan kuat untuk mengusulkan duet mereka dalam Pilpres 2014. Kedua tokoh ini berhasil mencapai tingkat kepopuleran yang tinggi melalui program-program unggulan mereka, dan memperoleh dukungan luas dari masyarakat.
2. Kompetensi Ahok sebagai Wapres
Ahok, dengan latar belakangnya sebagai seorang pengusaha sukses dan kemudian menjadi wakil gubernur yang berhasil, dianggap memiliki kompetensi yang cukup untuk mendampingi Jokowi dalam menjalankan pemerintahan apabila terpilih sebagai presiden.
3. Kemungkinan Mendongkrak Elektabilitas
Kehadiran Ahok sebagai calon wakil presiden diyakini dapat mendongkrak elektabilitas Jokowi di berbagai wilayah, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Hal ini karena Ahok merupakan tokoh Tionghoa keturunan Betawi yang berlatar belakang agama Kristen, sehingga dapat menarik dukungan dari masyarakat dengan latar belakang serupa.
Tanggapan Masyarakat Terhadap Usulan Duet Jokowi-Ahok
Tidak dapat dipungkiri bahwa usulan duet Jokowi-Ahok dalam Pilpres 2014 telah mencuri perhatian publik. Meskipun begitu, terdapat juga tanggapan yang beragam dari masyarakat terkait usulan tersebut.
1. Dukungan Terhadap Duet
Sebagian masyarakat menyambut baik usulan duet Jokowi-Ahok karena melihat keberhasilan keduanya dalam memimpin DKI Jakarta. Mereka percaya bahwa dengan membawa kolaborasi kepemimpinan yang sama ke tingkat nasional, berbagai program pro-rakyat dapat dilaksanakan dengan lebih efektif.
2. Skeptis Terhadap Dampak Negatif
Ada juga kelompok masyarakat yang skeptis terhadap usulan ini, dengan khawatir jika adanya duet tersebut akan menimbulkan potensi konflik kepentingan atau pembagian wewenang yang tidak efisien dalam pemerintahan. Kelompok skeptis ini berpendapat bahwa lebih baik bagi Jokowi untuk memilih calon wakil presiden dari partai politik lain guna menghindari konsentrasi kekuasaan di satu partai.
Kesimpulan
Dalam sejarah politik Indonesia, usulan duet Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama dalam Pilpres 2014 merupakan suatu fenomena menarik yang menunjukkan popularitas dan pengaruh kedua tokoh tersebut di mata publik. Keberhasilan kepemimpinan mereka di DKI Jakarta menjadi alasan kuat bagi masyarakat untuk mendukung duet ini.
Meskipun usulan tersebut tidak terwujud pada Pilpres 2014, tetapi keduanya tetap mempertahankan hubungan yang baik dan saling mendukung dalam karier politik masing-masing. Pernah ada usulan, namun takdir politik telah menentukan jalannya sendiri dan menjadikan keduanya berbeda panggung dalam perjalanan politik Indonesia.