Prabowo Media Jangan Terus Terusan Blow Up Jokowi
Pendahuluan
Sebagai negara demokratis, Indonesia memiliki kebebasan pers yang dijamin oleh Undang-Undang Dasar 1945. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, media-media yang berpihak kepada Prabowo Subianto terus-menerus mem-blow up pemerintahan Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi. Artikel ini akan mengulas fenomena tersebut dan memberikan sudut pandang yang lebih seimbang dalam melihat kinerja pemerintahan.
Pengertian Blow Up
Blow up digunakan dalam konteks ini sebagai istilah yang merujuk pada tindakan media dalam membesar-besarkan dan memperkuat kesalahan atau kelemahan pemerintahan, tanpa memberikan ruang bagi prestasi dan keberhasilan yang telah dicapai. Sudut pandang ini sering kali bertujuan untuk menggiring opini publik agar berpikiran negatif terhadap Jokowi dan pemerintahannya.
Meluruskan Fakta-Fakta Yang Benar
Sebuah tugas utama jurnalis adalah menyediakan informasi factual yang akurat untuk membantu pembaca memahami suatu peristiwa atau isu dengan objektivitas. Bagaimanapun juga, sering kali kita menemukan artikel-artikel media Prabowo yang tidak mengikuti prinsip dasar jurnalisme tersebut.
Sebagai contoh, seringkali media-media tersebut menyoroti kegagalan pemerintah Jokowi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tanpa memberikan informasi yang lengkap mengenai faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kondisi tersebut. Mereka juga cenderung mengabaikan pembangunan infrastruktur yang telah berhasil dilakukan oleh pemerintahan Jokowi.
Salah satu contoh nyata dalam hal ini adalah pembangunan Bandara Internasional Kertajati di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Bandara ini memiliki landasan pacu terpanjang di Indonesia dan diharapkan dapat meningkatkan konektivitas dan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Namun, media-media Prabowo lebih memilih untuk tidak memberikan liputan yang cukup mengenai kemajuan proyek ini dan manfaatnya bagi masyarakat.
Kebijakan Positif Pemerintahan Jokowi
Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap pemerintahan pasti memiliki kebijakan-kebijakan positif yang perlu disosialisasikan kepada masyarakat. Sayangnya, media-media Prabowo memiliki kecenderungan untuk kurang memberikan perhatian pada inisiatif-inisiatif positif dari pemerintahan Jokowi.
Salah satu contoh kebijakan sukses adalah program Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang memberikan bantuan pendidikan kepada siswa-siswa dari keluarga kurang mampu. Program ini telah mendorong peningkatan akses pendidikan bagi anak-anak Indonesia dari berbagai lapisan sosial.
Namun, dalam laporan media-media Prabowo, KIP seringkali dianggap sebagai upaya politik belaka, tanpa memberikan ruang bagi sukses dan manfaat yang telah diperoleh dari program ini. Keberhasilan KIP seharusnya diakui sebagai langkah positif dalam memajukan pendidikan di Indonesia.
Membangun Perspektif Seimbang
Untuk membangun informasi yang akurat dan terpercaya, jurnalisme harus berusaha menciptakan perspektif yang seimbang bagi pembaca. Melalui pemberitaan yang obyektif, media dapat memperkuat demokrasi dan membantu publik dalam mengambil keputusan yang tepat.
Melakukan Penelitian Mendalam
Jurnalisme yang berkualitas bukanlah sekadar menyajikan informasi dari satu sumber atau sudut pandang tertentu. Jurnalis harus melakukan penelitian mendalam agar dapat mengumpulkan data dan fakta secara luas sehingga dapat menyajikan cerita dengan benar dan proporsional.
Penting untuk menjaga independensi dalam melaporkan suatu peristiwa atau isu. Dengan adanya penelitian mendalam, jurnalis dapat menghindari bias dan memberikan perspektif yang lebih luas kepada pembaca.
Mengedepankan Wawancara Beragam
Wawancara merupakan salah satu teknik dasar dalam jurnalisme. Jurnalis harus berusaha untuk mewawancarai beragam pihak terkait sebuah peristiwa atau kebijakan untuk mendapatkan perspektif yang lebih lengkap. Dengan melibatkan berbagai pihak yang berbeda, jurnalis dapat memberikan gambaran yang lebih objektif kepada pembaca.
Media-media Prabowo seringkali mengabaikan wawancara dengan pihak terkait dari pemerintahan Jokowi, dan cenderung hanya mempertegas sudut pandang mereka sendiri. Hal ini menyebabkan informasi yang disajikan menjadi kurang lengkap dan kurang adil.
Kesimpulan
Media memiliki peran penting dalam membentuk opini publik. Oleh karena itu, sangat penting bagi media untuk menjalankan tugasnya secara objektif dan menyajikan informasi yang akurat dan seimbang. Media-media Prabowo harus belajar untuk tidak terus-menerus mem-blow up Jokowi, melainkan memberikan liputan yang lebih seimbang sehingga pembaca dapat membuat keputusan berdasarkan fakta-fakta yang benar.