Jakarta, 12 Februari 2022 – Sebagai ibu kota negara Indonesia, Jakarta menjadi pusat kegiatan politik, ekonomi, dan sosial. Dalam beberapa tahun terakhir, transportasi menjadi salah satu permasalahan utama yang dihadapi oleh warga Jakarta. Berbagai solusi telah diajukan oleh pemerintah dan salah satunya adalah reaktivasi sistem monorel di Jakarta.
Mengapa Jokowi Memilih Monorel?
Saat ini, terdapat banyak alternatif transportasi umum di Jakarta seperti busway dan kereta bawah tanah (MRT). Namun, Jokowi mempertahankan rencana pengembangan sistem monorel yang sebelumnya telah berhenti karena masalah teknis dan keuangan.
1. Meningkatkan Aksesibilitas
Salah satu alasan utama mengapa Jokowi memilih untuk mempertahankan sistem monorel adalah untuk meningkatkan aksesibilitas di kota ini. Monorel dapat membantu mengurangi kemacetan lalu lintas dengan menyediakan jalur transportasi alternatif yang lebih cepat dan efisien.
Dengan adanya sistem monorel yang terintegrasi dengan jaringan transportasi lainnya seperti MRT dan busway, masyarakat Jakarta akan memiliki lebih banyak pilihan dalam berpergian. Hal ini akan membantu mengurangi tingkat kepadatan penggunaan kendaraan pribadi dan mendorong penggunaan transportasi umum secara lebih luas.
2. Dampak Positif bagi Ekonomi
Pengembangan sistem monorel di Jakarta juga memiliki dampak positif bagi sektor ekonomi. Dengan adanya monorel, akan terjadi peningkatan mobilitas dan konektivitas antar wilayah di Jakarta.
Hal ini akan mempermudah akses ke berbagai tempat seperti pusat perbelanjaan, area bisnis, dan kawasan industri. Para pekerja dan pengusaha akan lebih mudah mencapai tujuan mereka tanpa harus terjebak kemacetan yang merugikan waktu dan produktivitas.
3. Ramah Lingkungan
Sistem monorel juga diketahui sebagai salah satu transportasi yang ramah lingkungan karena beroperasi menggunakan tenaga listrik. Dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca dan polusi udara, pengembangan sistem monorel menjadi langkah yang tepat.
Dengan adanya jaringan transportasi publik yang lebih baik, masyarakat Jakarta akan lebih termotivasi untuk meninggalkan kendaraan pribadi mereka. Ini dapat membantu mengurangi emisi gas buang dari kendaraan bermotor dan menciptakan lingkungan kota yang lebih bersih dan sehat.
Kritik terhadap Monorel
Meskipun Jokowi mempertahankan rencana pengembangan sistem monorel di Jakarta, reaktivasi ini juga mendapatkan berbagai kritik dari beberapa pihak. Beberapa kritik tersebut antara lain:
1. Biaya Tinggi
Pengembangan sistem monorel membutuhkan biaya investasi yang tinggi. Infrastruktur yang rumit dan penanganan masalah tanah menjadi salah satu faktor yang membuat biaya proyek ini melonjak.
Kritik dari beberapa pihak mengemukakan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk membangun sistem monorel dapat digunakan untuk pengembangan sistem transportasi lainnya yang lebih efektif dan terjangkau seperti kereta komuter.
2. Kendala Teknis
Pengalaman masa lalu dengan proyek monorel di Jakarta menunjukkan adanya kendala teknis yang serius. Beberapa masalah seperti kerusakan mesin, ketinggalan waktu, dan kecelakaan pernah terjadi pada sistem monorel sebelumnya.
Hal ini membuat beberapa pihak skeptis terhadap kemampuan pemerintah dalam menjalankan sistem transportasi monorel dengan efektif dan aman.
3. Pengaruh Terhadap Bangunan Bersejarah
Salah satu kritik terhadap pengembangan sistem monorel adalah pengaruhnya terhadap bangunan bersejarah di Jakarta. Monorel membutuhkan konstruksi jalur di atas tanah, yang mungkin harus melintasi bangunan-bangunan bersejarah yang ada di Jakarta.
Bangunan-bangunan bersejarah tersebut memiliki nilai budaya dan sejarah yang tinggi, sehingga kemungkinan adanya penghancuran atau modifikasi pada bangunan tersebut menjadi isu kontroversial bagi sebagian orang.
Kesimpulan
Dalam menghadapi permasalahan transportasi di Jakarta, Jokowi memilih untuk mempertahankan sistem monorel sebagai salah satu solusi. Keputusan ini didasarkan pada alasan-alasan seperti peningkatan aksesibilitas, dampak positif bagi ekonomi, dan keberlanjutan lingkungan.
Meskipun mendapatkan kritik terkait biaya tinggi, kendala teknis, dan pengaruh terhadap bangunan bersejarah, pengembangan sistem monorel tetap menjadi pilihan yang diambil oleh pemerintah.
Dengan harapan bahwa sistem monorel dapat menjadi alternatif transportasi yang efektif dan membantu mengatasi permasalahan lalu lintas di Jakarta, langkah ini menjadi sebuah langkah berani yang perlu didukung oleh masyarakat.