Ahok, mantan gubernur DKI Jakarta yang kini menjabat sebagai komisaris PT Pertamina Hulu Energi (PHE), dikabarkan merasa takut dimarahi oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) jika memberikan kado ulang tahun. Pemberian kado ini terkait dengan hubungan Ahok dan Jokowi yang pernah diwarnai kontroversi beberapa tahun lalu.
Ahok dan Kontroversi
Pada masa jabatannya sebagai gubernur DKI Jakarta, Ahok pernah tersandung kasus penistaan agama yang menghebohkan publik. Hal ini membuat ia diperhadapkan pada berbagai tuntutan hukum dan protes dari sejumlah pihak.
Salah satu pihak yang turut memberikan penilaian terhadap kasus tersebut adalah Presiden Joko Widodo sendiri. Meski sama-sama berasal dari partai politik PDIP, Jokowi harus berani mengambil keputusan untuk memulangkan Ahok dari posisi gubernur saat itu.
Kontroversi Penistaan Agama
Kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok menjadi perhatian nasional dan menimbulkan polemik yang panjang. Dalam pidato di Pulau Pramuka pada tahun 2016, Ahok mengutip surat Al-Maidah ayat 51 dan menyebut ada orang-orang yang salah memakai ayat tersebut untuk memilih pemimpin. Hal ini kemudian dipandang oleh sebagian pihak sebagai penghinaan terhadap agama Islam.
Protes dan demo pun terjadi di berbagai tempat, yang kemudian berkembang menjadi aksi unjuk rasa besar-besaran di Jakarta. Ahok pun dihadapkan pada persidangan yang berlangsung panjang.
Ahok Ditangkap dan Dihukum
Pada Mei 2017, Ahok akhirnya divonis bersalah dan dijatuhi hukuman penjara dua tahun atas kasus penistaan agama. Meski mendapat banyak dukungan dari para pendukungnya, Ahok harus menerima nasibnya.
Setelah menjalani hukuman penjara, Ahok mengajukan diri menjadi komisaris PT Pertamina Hulu Energi (PHE). Posisi ini tentu saja memberikan tanggung jawab besar bagi Ahok dalam mengelola dan mengawasi perusahaan energi migas milik negara ini.
Ambisi Politik
Selain kontroversinya dengan kasus penistaan agama, karier politik Ahok juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Sebelum menjadi gubernur DKI Jakarta, Ahok memulai kariernya sebagai birokrat di lingkungan pemprov DKI Jakarta.
Dari Bupati ke Gubernur
Pada tahun 2005, Ahok dilantik sebagai bupati Belitung Timur. Kemudian pada tahun 2012, ia ditunjuk oleh Joko Widodo untuk menjadi wakil gubernur DKI Jakarta.
Karier politiknya semakin meroket ketika Joko Widodo terpilih sebagai Presiden RI dan Ahok menjadi gubernur DKI Jakarta menggantikan Jokowi. Misi perubahan yang diusung oleh Ahok di Jakarta sempat mencuri perhatian banyak orang.
Pasangan Kontroversial dengan Djarot
Dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta pada tahun 2017, Ahok mencalonkan diri sebagai gubernur kembali. Namun kali ini ia tidak lagi berpasangan dengan Jokowi, melainkan dengan Djarot Syaiful Hidayat.
Kehadiran Djarot sebagai pasangan kontroversial bagi Ahok menghadirkan tantangan tersendiri dalam upaya pencapaiannya. Meski harus berhadapan dengan lawan-lawan politik yang tidak mudah karena isu agama, Ahok tetap bertekad untuk memimpin Jakarta secara profesional dan transparan.
Ahok dan Kado Ultah
Kembali ke isu pemberian kado ulang tahun oleh Ahok kepada Jokowi, ada beberapa hal yang mungkin membuat mantan gubernur DKI ini merasa takut akan reaksi sang presiden.
Masih Terbayang Kontroversi Sebelumnya
Setelah kasus penistaan agama yang menjeratnya selesai, hubungan antara Ahok dan Jokowi memang terlihat lebih baik. Namun, kerapuhan tersebut mungkin masih membuat Ahok takut akan dampak jika memberikan kado ulang tahun kepada Jokowi.
Mengingat kontroversi yang sempat terjadi antara keduanya di masa lalu, kesalahan kecil yang mungkin dilakukan oleh Ahok bisa saja memicu masalah yang lebih besar.
Pentingnya Hubungan Baik dengan Presiden
Tak dapat dipungkiri, hubungan baik antara Ahok dan Jokowi merupakan hal penting dalam politik. Bekerja di perusahaan milik negara sepertinya tidak membuat Ahok lupa akan dampak dari hubungannya dengan Jokowi.
Jika Ahok berniat memberikan kado ulang tahun kepada Jokowi, ia harus memastikan bahwa pemberian tersebut tidak akan menimbulkan kesalahpahaman atau mengganggu hubungannya dengan presiden saat ini.
Kesimpulan
Ahok, sebagai mantan gubernur DKI Jakarta dan kini bekerja sebagai komisaris PT Pertamina Hulu Energi (PHE), merasa takut untuk memberikan kado ulang tahun kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kontroversi yang pernah terjadi antara keduanya terkait kasus penistaan agama membuat Ahok khawatir akan reaksi dari Jokowi. Hubungan baik antara mereka menjadi penting dalam dinamika politik. Oleh karena itu, Ahok harus berhati-hati dalam tindakannya agar tidak menimbulkan kesalahpahaman atau mengganggu hubungannya dengan presiden saat ini.